Cara Belajar TOEFL

Kamis, 28 Juli 2011

Alquran dan Sains: Hidup yang Berpasangan


Masalah kehidupan telah menjadi obyek pemikiran manusia, sejak ia di turunkan di muka bumi. Mereka senantiasa berusaha untuk mendapatkan jawaban atas beberapa pertanyaan ini: Bagaimana kehidupan ini pada mulanya diciptakan? Bagaimana proses perkembangannya? Bagaimana proses kehidupan itu sendiri pada makhluk hidup seperti mereka? Bagaimana akhir kehidupan ini? Bagaimana makhluk hidup mati?

Kehidupan bagi mereka yang hidup di masa silam, merupakan misteri yang sulit untuk dipahami. Namun setelah mereka belajar meneliti dan mencari hakikat dari kehidupannya, sedikit-sedikit mereka dapat memahami hakikat dari peristiwa yang terjadi di tengah-tengah kehidupan mereka. Sehingga ‘misteri kehidupan’ yang selama ini merupakan wilayah gelap, mulai terkuak dan diketahui rahasianya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, mereka menemukan bahwa struktur makhluk hidup terdiri dari organ-organ tubuh. Organ ini terbentuk dari beberapa jaringan sel. Jaringan sel terbentuk dari sel-sel. Sel terdiri dari inti sel yang di dalamnya terdapat atom. Di dalam atom ini terdapat gen yang berfungsi untuk mengarahkan pembentukan setiap sel tubuh sesuai dengan peruntukannya.

Mengenai sebab keberlangsungan hidup yang terus-menerus berjalan, manusia memahaminya sebagai akibat dari adanya kehidupan berpasang-pasangan antara makhluk hidup. Yang secara kasat mata, mereka dapatkan pada kehidupan mereka sendiri. Di mana terdapat laki-laki dan perempuan.

Dengan adanya hubungan biologis antara keduanya, fungsi reproduksi dapat dijalankan, sehingga kelanjutan keturunan ras dan bangsa mereka bisa terjaga. Karena itu, reproduksi merupakan hal yang penting dari segi biologis dalam kehidupan mereka.

Demikianlah pengetahuan manusia tentang ‘misteri kehidupan’ yang terus-menerus mengalami perkembangan. Dan dengan kemajuan sains, seperti yang kita saksikan sekarang ini, para ahli mulai dapat memastikan bahwa kehidupan yang berpasangan adalah merupakan hukum alam (baca: Sunnatullah) yang berlaku bagi semua jenis kehidupan, baik kehidupan makhluk hidup maupun kehidupan benda mati.

Atas dasar itu, pembahasan tentang masalah ini mempunyai signifikansinya, karena terkait secara langsung dengan kehidupan kita sendiri. Sesungguhnya kita sebagai manusia tidaklah merupakan apa-apa selain dari sel-sel hidup yang memiliki struktur, fungsi dan kebutuhan biologisnya.

Secara detail, kehidupan berpasang-pasangan ini, terlihat pada gen yang memuat semua sketsa dan rancangan kehidupan bagi setiap makhluk hidup. Gen DNA yang berbentuk sel ganda, terdiri dari dua pita sel yang terpisah, di mana setiap pita memuat dasar-dasar ozot yang melengkapi dasar-dasar ozot yang dimiliki pita yang lainnya. Dengan diketahuinya struktur DNA ini, cacat tubuh yang disebabkan kelainan gen dapat disembuhkan.
Berdasarkan hal itu, sisi kehidupan yang selalu berpasangan merupakan alat untuk memelihara dan memperbaiki ketimpangan yang terjadi di semua lini kehidupan, dengan syarat waktu untuk memperbaikinya masih tersisa dan belum sampai pada saat datangnya kematian, yang tidak dapat dihindari atau diperbaiki oleh apapun.

Kehidupan berpasangan ini, kita dapatkan juga dalam pertemuan antara spermatozoon dengan sel telur yang menghasilkan sel gen yang pertama. Di mana pada periode selanjutnya, sel ini terbelah menjadi dua. Setelah itu menjadi empat, delapan, enam belas, kemudian tiga puluh dua. Yang mengherankan, pertumbuhan sel ini selalu terjadi pada bilangan genap, bukan ganjil.

Sebagaimana kehidupan berpasangan ini, secara kasat mata, kita temukan pada berbagai orban tubuh yang kita miliki dengan fungsi motorik dan biologisnya masing-masing. Seperti kita dapatkan pada paru-paru, ginjal, bilik atau serambi jantung, bagian otak, rahang, lubang hidung, tangan, kaki, yang semunya berpasang-pasangan  atau berjumlah dua.

Demikianlah kenyataan ini, membuktikan adanya kehidupan yang selalu berpasang-pasangan, baik pada tingkatan sel tubuh yang kecil sampai pada tingkatan anggota tubuh yang besar.

Alquran sejak 14 abad yang lalu, telah memberikan petunjuknya tentang hal ini. Sebagaimana kita dapatkan dalam surah Adz-Dzariyat ayat 49, Allah SWT berfirman: "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah."

Juga kita dapatkan dalam surah Az-Zukhruf ayat 12, Allah SWT berfirman: "Dan yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan."

Dan dalam surah Ar-Ra’d ayat 3, Allah SWT berfirman: "Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan. Allah menutup malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan."


Oleh: DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal
www.republika.co.id

Rabu, 27 Juli 2011

Kekuatan Azan


Waktu bergerak dan terus berputar. Malam berganti dan siang kembali menjelang. Begitu seterusnya, hingga fase alam dunia ini berakhir. Tentu, tidak ada yang bisa menahan gerak sunatulah-Nya ini. "Sungguh dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berilmu." (QS Ali Imran [3]: 190).

Tiap kali terjadi pergantian dari malam ke siang atau sebaliknya, maka bagi mereka yang beriman kepada Allah, pasti akan menyambutnya dengan panggilan shalat. Saat peralihan dari malam ke siang bukankah kita disambut dengan shalat Subuh. Saat peralihan dari siang ke malam kita disambut dengan shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Bahkan, pada tengah malam saat penghuni bumi terlelap dalam tidurnya, mereka para perindu-Nya berdiri menegakkan shalat, rukuk, dan sujud kehadirat Allah Rabbul 'Izzah.

Orang yang beriman pasti merindukan suara azan yang bersahutan dari berbagai masjid dan mushala. Karena, tidak ada alunan suara yang berhenti memenuhi ruang semesta di negeri ini selain azan. Selama 24 jam, azan akan terus berkumandang bahkan menjelajah ke seluruh seantero bumi ini. Dari Papua hingga Aceh, terus berlanjut hingga berbagai negara dan benua. Belum selesai kumandang azan Zhuhur di Amerika, Azan Subuh sudah kembali menyapa Papua. Tanpa kita sadari, para muazin di seluruh penjuru dunia ini, tak henti-hentinya bersahutan mengumandangkan azan.

Suara azan Zhuhur seolah meredam teriknya sinar sang surya. Suara azan Ashar bercampur dengan sinar mentari yang menghangat dan tiupan angin yang sepoi. Suara azan Maghrib yang lantang, mengajak melepas penatnya hari. Suara azan Isya, membawa kehangatan ketika malam mulai beranjak dingin. Sementara suara azan Subuh memecah keheningan dan membangunkan kesadaran.

Semua panggilan azan ini bertujuan mengingatkan penghuni bumi yang beriman kepada Allah untuk tegak dengan shalatnya. Mengingat Allah sebanyak-banyaknya dan mengajak manusia untuk tidak terlelap dan lupa pada kesibukan dan keasyikan dunia. Menyeru manusia untuk tidak tersesat dalam kegelapan dunia dan kepengepan akhirat.

Perhatikanlah lafaz-lafaz azan yang sering kita kumandangkan itu. Betapa tingginya kekuatan azan dan betapa indah kata-katanya. Kata-kata itu dengan seluruh kekuatannya terus-menerus mengingatkan kita akan palsunya segala klaim keduniawian. Di bumi dan di langit hanya ada satu Tuhan yang pantas disembah dan diikuti ajaran-Nya.

Ketahuilah, azan bukan semata panggilan muazin, tetapi panggilan Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Coba simak ulang lafaz azan. Ternyata yang dipanggil "Hayya 'alash shalah" adalah yang bersyahadat. Artinya, mereka yang telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah; tidak ada ajaran yang dapat membahagiakan kecuali ajaran yang dibawa utusan-Nya, Nabi Muhammad SAW. Mereka yang tidak bersyahadat tidak dipanggil.

Sementara panggilan itu dalam rangka "al-falaah," meraih kesuksesan dunia akhirat. Inilah yang membuat orang-orang beriman selalu bahagia mendengar dan memenuhi panggilan setiap kumandang azan.



Oleh Ustaz Muhammad Arifin Ilham
www.republika.co.id