Cara Belajar TOEFL

Minggu, 29 Mei 2011

Fungsi otak kanan dan otak kiri manusia.

Seperti kita ketahui bahwa manusia memiliki sebuah otak besar (serebum) yang dibagi menjadi belahan (hemisfer) kiri dan belahan kanan, atau bisa kita sebut otak kanan dan otak kiri. Nah, walaupun masih merupakan kesatuan fungsi otak kanan dan otak kiri manusia ternyata mempunyai fungsi yang berbeda.

FUNGSI OTAK KANAN DAN OTAK KIRI MANUSIA

Fungsi Otak Kanan; berfungsi dalam perkembangan emotional quotient (EQ). Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, dan melukis.

Sedangkan Fungsi otak kiri; berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Bagian otak ini merupakan pengendali intelligence quotient (IQ). Daya ingat otak bagian ini juga bersifat jangka pendek.

Otak kanan atau kiri, mana yang lebih baik ?
Untuk yang satu ini sepertinya sangat susah untuk dijawab, mengingat otak kanan maupun otak kiri mempunyai fungsi yang berbeda. Akan tetapi, menurut para ahli, sebagian besar orang di dunia hidup dengan lebih mengandalkan otak kirinya.

Para pengguna otak kiri pada umumnya lebih kuat dalam matematika. Mereka juga cenderung memiliki telinga kanan lebih tajam, kaki dan tangan kanannya juga lebih tajam daripada tangan dan kaki kirinya. Demikian juga sebaliknya dengan pengguna otak kanan.

Ada cara mudah untuk mengetahui seseorang menggunakan sisi otak bagian mana yang lebih dominan yaitu dengan cara mengintip dari penampilan mejanya. Bila seseorang dominan menggunakan otak kanan, ciri meja kerjanya cenderung berantakan. Meski begitu dia mengetahui dengan pasti di mana letak barang-barang yang dicari serta apa yang saat itu sedang dikerjakan. Sebab, mereka yang lebih banyak menggunakan otak kanan, proses berpikirnya paralel, sedangkan pengguna otak kiri cara berpikirnya serial.


www.gocengblog.blogspot.com

Tak Benar Pria Memikirkan Seks Tiap 7 Detik

 
Banyak mitos yang muncul dalam kehidupan kita, baik mengenai kesehatan maupun mengenai perilaku seks kita. Dalam bukunya, Don’t Swallow Your Gum!: Myths, Half-Truths, and Outright Lies About Your Body and Health, penulis Aaron Carroll, MD, dan Rachel Vreeman, MD, menjelaskan bagaimana kebenaran dari beberapa mitos tersebut.

Pria memikirkan seks setiap tujuh detik
Bayangkan sendiri: Jika secara rata-rata pria tidak tidur selama 16 jam sehari, artinya setiap pria akan memikirkan seks lebih dari 57.000 kali sehari. Itu kan sama banyaknya dengan ketika seseorang bernafas dalam keadaan terjaga. Orang yang memikirkan seks sesering itu pastilah tidak mampu melakukan kegiatan lain sama sekali.

Permen karet yang tertelan bisa bertahan di dalam perut tujuh tahun
Entah siapa yang pertama kali punya ide seperti ini, tapi waktu masih kecil kita memang sering diingatkan untuk tidak menelan permen karet. Kita ditakut-takuti, kalau menelan permen karet kita bisa mati karena permen itu membuat usus lengket. Padahal, menelan permen karet sebenarnya tidak menimbulkan pengaruh apapun, karena seperti makanan lainnya ia akan dikeluarkan saat Anda BAB. Meski begitu, tak ada gunanya juga menelan permen karet setiap kali rasa manisnya sudah hilang, bukan?

Berhubungan seks di dalam air tidak menyebabkan kehamilan
Bercinta di dalam bathtub atau di kolam renang tanpa alat kontrasepsi punya peluang untuk terjadi kehamilan, sama dengan jika Anda melakukannya di tempat tidur. Jika ada sperma dan telur yang hidup, dan bertemu di dalam air, Anda bisa saja hamil.
Manusia hanya menggunakan 10 persen otaknya
Katanya, manusia hanya menggunakan 10 persen otaknya selama lebih dari 100 tahun. Namun, itu berarti orang melakukan kesalahan selama lebih dari satu abad. Tidak ada area dari otak yang benar-benar tidak aktif. Lebih dari 10 persen otak kita pada hakekatnya selalu bekerja sepanjang waktu. Bahkan, 100 persennya bekerja aktif sepanjang waktu.

Minuman berkafein menyebabkan Anda dehidrasi
Kafein memang merupakan suatu diuretik, sesuatu yang meningkatkan frekuensi kita untuk buang air kecil (BAK). Namun berapa batasan minuman berkafein akan berfungsi sebagai diuretik tak pernah dijelaskan secara ilmiah. Dari 23 eksperimen yang berbeda yang menguji dosis kafein, tak ada perbedaan dalam jumlah dan frekuensi BAK yang dilaporkan dalam 17 dari percobaan tersebut. Padahal, beberapa percobaan tersebut menunjukkan responden mengonsumsi lima cangkir kopi.



Sumber : www.Kompas.com